silase

Bahan silase pakan kambing merupakan salah satu faktor penting dalam peternakan kambing.

Untuk memastikan kambing mendapatkan nutrisi yang cukup, banyak peternak memilih untuk membuat silase sebagai cadangan pakan.

Namun, tidak semua jenis tanaman cocok untuk dijadikan silase. Mari kita bahas lebih lanjut.

Apa Itu Silase?

Silase adalah pakan ternak yang diawetkan melalui proses fermentasi anaerob.

Proses ini melibatkan bakteri asam laktat yang mengubah gula dalam tanaman menjadi asam laktat.

Asam laktat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk sehingga kita bisa menyimpan silase lebih lama.

Mengapa Silase Penting untuk Kambing?

  • Kualitas nutrisi:

Bahan silase pakan kambing mengandung nutrisi yang tinggi, mudah dicerna, dan disukai oleh kambing.

  • Ketersediaan pakan:

Silase dapat menjadi cadangan pakan saat musim kemarau atau saat pasokan hijauan terbatas.

  • Meningkatkan produksi:

Pakan yang berkualitas akan meningkatkan produksi susu dan daging kambing.

  • Mengurangi limbah:

Kita bisa memanfaatkan limbah pertanian sebagai bahan baku untuk membuat silase.

Bahan Baku Silase Pakan Kambing

Pilihan bahan baku untuk membuat silase sangat beragam, tergantung pada ketersediaan di daerah masing-masing.

Beberapa bahan baku yang biasa kita gunakan antara lain:

  • Rumput-rumputan: Rumput gajah, rumput raja, rumput teki, dan jenis rumput lainnya.
  • Leguminosa: Kacang-kacangan seperti alfalfa, lamtoro, dan jenis leguminosa lainnya.
  • Sisa tanaman: Batang jagung, batang padi, dan daun-daun tanaman lainnya.
  • Campuran: Kombinasi dari berbagai jenis tanaman untuk mendapatkan nutrisi yang seimbang.

Proses Pembuatan Silase

  • Pemotongan:

Potong bahan baku menjadi potongan-potongan kecil agar proses fermentasi berjalan lebih merata.

  • Penambahan aditif:

Tambahkan aditif seperti molases (tetes tebu) dan bakteri starter (misalnya EM4) untuk mempercepat proses fermentasi dan meningkatkan kualitas silase.

  • Pengisian silo:

Masukkan bahan baku yang telah dicampur ke dalam silo atau wadah kedap udara lainnya. Padatkan dengan rapat agar tidak ada ruang kosong yang bisa dimasuki udara.

  • Penutupan:

Tutup silo dengan rapat untuk menciptakan kondisi anaerob.

  • Fermentasi:

Biarkan proses fermentasi berlangsung selama 2-4 minggu.

Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Bahan Silase Pakan Kambing

  • Kadar air: Kadar air yang ideal untuk pembuatan silase adalah 60-65%.
  • Jenis bakteri starter: Bakteri starter yang digunakan akan mempengaruhi kecepatan dan kualitas fermentasi.
  • Kadar nutrisi: Kandungan nutrisi dalam bahan baku akan menentukan nilai nutrisi silase.
  • Kondisi penyimpanan: Silase harus disimpan di tempat yang kering dan sejuk.

Manfaat Silase Pakan Kambing

  • Pertumbuhan yang baik: Silase menyediakan nutrisi yang lengkap untuk pertumbuhan kambing.
  • Produksi susu yang tinggi: Silase dapat meningkatkan produksi susu pada kambing perah.
  • Kualitas daging yang baik: Pakan yang berkualitas akan menghasilkan daging dengan kualitas yang lebih baik.
  • Kesehatan ternak yang terjaga: Silase yang baik dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh ternak.

Kesimpulan

Pembuatan silase merupakan salah satu cara yang efektif untuk menyediakan pakan berkualitas bagi kambing.

Dengan memilih bahan baku yang tepat dan melakukan proses fermentasi dengan benar, peternak dapat menghasilkan silase yang bergizi dan tahan lama.

Silase tidak hanya bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi kambing, tetapi juga dapat mengurangi biaya produksi pakan seperti pada contoh lain misalnya, cara membuat silase pakan sapi .

Tips Membuat Silase Pakan Kambing Berkualitas:

  • Pilih bahan baku yang segar:

Hindari menggunakan bahan baku yang sudah layu atau busuk.

  • Atur kadar air:

Pastikan kadar air bahan baku sesuai dengan rekomendasi.

  • Padatkan silo dengan baik:

Pengisian silo yang padat akan mencegah masuknya udara.

  • Gunakan bakteri starter yang berkualitas:

Bakteri starter yang baik akan mempercepat proses fermentasi dan meningkatkan kualitas silase.

  • Pantau suhu silo secara berkala:

Perubahan suhu dapat mengindikasikan adanya masalah dalam proses fermentasi.